Makalah
|
|
PENGEMBANGAN DARI BATU KAPUR UNTUK
PEMBUATAN GYPSUM
Di
susun oleh :
Nanda
Yulianda Putra NPM : 16510003
Ricky
Gulo NPM : 16510008
Ramadani
NPM : 16510017
FALKULTAS TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TAMA JAGAKARSA
TAHUN AJARAN 2016-2017
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah
segala puji syukur kepada ALLAH SWT, atas segala rahmad dan hidayah-
Nya
serta karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Sholawat
dan salam semoga tercurahkan atas Rasulallah
Nabi Muhammad SAW, keluarga para
sahabat
dan pengikutnya yang setia hingga akhir Zaman.
Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga
kedepannya
dapat lebih baik.
Makalah
ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki
sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesenmpurnaan makalah ini.
Semoga
segala kebaikan yang diterima menjadi berkat tersendiri bagi penulis, sehingga
menjadi
bekal yang sangat bermanfaat dikehidupan penulis nantinya.
Akhir
kata apa yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan
pihak-pihak
yang membutuhkan, kritik dan saran yang membangun penulis terima untuk
menyempurnakan
dimasa mendatang.
Jakarta, September
2016
penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
HALAMAN
KATAPENGANTAR …………………….…………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………
…... ……... 2
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ………………………………………………….……… 4
I.2 Tujuan Penulisan ………………………………………………..
……… 5
BAB II PEMBAHASAN
a. Sejarah Gypsum
…… ………………………………………………….….
7
b. Spesifikasi Gypsum …………………..……………….……………………. 9
c. Proses
Pembuatan kapur (gamping) untuk bahan baku industri ………
...……. 13
d. Manfaat
Batu Kapur
…………………………………………………………. 20
e. Alat Pembuat Gypsum …………………………………………………….. 23
f. Bahan
Pembuatan Gypsum
…………………………………………………… 24
BAB III
PROSES
PEMBUATAN
A. Tahap
I (Pengadukan bahan gypsum … ……………………………………. 27
B. Tahap II (Penuangan bahan gypsum ke
dalam cetakaN .. …………………….. 28
C..Tahap III (Pemasangan Roving) ……………………………………………… 29
D. Tahap IV (Pelepasan gypsum dari
cetakan) ……………………………………. 30
E. Teknik
Pemasangan Gypsum ………………………………………………….. 31
F. Perkembangan
Gypsum …………………………………………………………. 33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………… 39
B. Saran …………………………………………………….. 39
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………….. 40
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Rumah merupakan
salah satu kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi.Selain untuk tempat
tinggal seluruh anggota keluarga, rumah juga harus merupakantempat hunian yang
nyaman untuk beraktivitas dan berinteraksi antar anggota keluargasehingga
setiap anggota keluarga merasa betah untuk tinggal di rumah seperti slogan
Rumahku Istanaku.
Untuk menciptakan hunian yang nyaman, perlu
adanya usaha yang dilakukanantara lain dengan menambah nilai artistik rumah itu
sendiri. Cara untuk menambahnilai seni suatu rumah, diantaranya dengan memberi
desain baik desain eksterior maupun desain interior. Contoh desain eksterior
antara lain desain rumah, penataanlahan, pembuatan taman, sedangkan contoh
desain interior antara lain pemilihan cat, pemilihan dan peletakan furniture serta
pemasangan material gypsum pada plafonrumah.Material gypsum yang dulunya lebih
banyak digunakan sebagai penyekat atau partisi, belakangan ini kehadiran gypsum
sebagai material plafon makin digemari. Haltersebut tentu saja tidak
mengherankan. Selain murah, gypsum juga lebih mudahdibentuk dan terlihat lebih
bersih dibandingkan material lain.Sesuai dengan namanya, material gypsum
terbuat dari mineral gypsum denganrumus molekul CaSO4.2H2O yang merupakan garam
yang pertama kali mengendapakibat proses evaporasi air laut.Orang membuat
gypsum mempunyai beberapa tujuan antara lain untuk
tujuanseni dan tujuan ekonomis. Tujuan itulah yang membuat orang tertarik
memproduksigypsum. Tujuan seni adalah untuk menambah nilai artistik dan nilai
estetik yangtinggin pada desain suatu rumah sehingga menjadi hunian yang nyaman
dan ideal.
Sedangkan tujuan
ekonomis adalah untuk menambah pendapatan pengrajin yangmembuat dan memasang
gypsum. Cara membuat dan memasang gypsum mudah tetapimemberi pemasukan yang
cukup besar. Atas dasar itu maka disusunlah makalah inisebagai bahan
pembelajaran tentang keterampilan membuat gypsum yang jelas danmudah dipahami
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan makalah pembelajaran ini adalah :
1. Menyediakan bahan
belajar tentang cara membuat gypsum yang mudah dan jelas
dipahami.
2. .Memberikan informasi tentang usaha produksi gypsum bagi yangmembutuhkan
BAB II. PEMBAHASAN
A.
Sejarah Gypsum
Kata
gipsum berasal dari kata kerja
dalam bahasa
Yunani
μαγειρεύω, yang artinya memasak. Disebut memasak karena di daerah Montmartre, Paris,
pada beberapa abad yang lalu orang-orangnya membakar gipsum untuk berbagai
keperluan, dan material tersebut kemudian disebat dengan plester dari Paris.
Orang-orang di daerah ini juga menggunakan gipsum sebagai krim untuk kaki,
sampo, dan sebagai produk perawatan rambut lainnya. Karena gipsum merupakan
mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum
jarang ditemui dalam bentuk butiran atau pasir. Tetapi ada suatu kejadian unik
di White Sands National Monument, di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat, terdapat 710 km² pasir gipsum
putih yang cukup sebagai bahan baku untuk industri drywall selama 1000 tahun. Kristal
gipsum terbesar dengan panjang lebih dari 10 meter pernah ditemukan di Naica, Chihuihua, Mexico.
Gipsum
banyak ditemukan di berbagai daerah di dunia, yaitu Jamaika, Iran,
Thailand, Spanyol (penghasil gipsum terbesar di Eropa),
Jerman, Italia,
Inggris, Irlandia, Manitoba, Ontario, Canada,
New York, Michigan, Indiana, Texas,
Iowa, Kansas,
Oklahoma, Arizona, New Mexico, Colorado, Utah,
Nevada, Paris, California, New South Wales, Kalimantan, dan Jawa Barat.
Gipsum
adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang mendominasi pada
mineralnya. Gipsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium
sulfat dengan
rumus kimia CaSO4.2H2O. Gipsum adalah salah satu dari
beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut
adalah karbonat, borat,
nitrat, dan sulfat.
Mineral-mineral ini diendapkan di laut,
danau, gua
dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh
penguapan. Ketika air panas atau air memiliki kadar garam yang tinggi, gipsum
berubah menjadi basanit (CaSO4.H2O)
atau juga menjadi anhidrit (CaSO4). Dalam keadaan seimbang, gipsum
yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air murni akan
berubah menjadi anhidrit.
Gipsum
memiliki banyak kegunaan sejak zaman prasejarah hingga sekarang. Beberapa kegunaan gipsum, yaitu.
- Drywall
- Bahan
perekat.
- Penyaring
dan sebagai pupuk tanah. Di akhir abad 18 dan awal abad 19, gipsum Nova Scotia atau yang lebih dikenal
dengan sebutan plaister, digunakan dalam jumlah yang besar sebagai pupuk
di ladang-ladang gandum di Amerika Serikat.
- Campuran
bahan pembuatan lapangan tenis.
- Sebagai
pengganti kayu pada zaman kerajaan-kerajaan. Contohnya ketika kayu menjadi
langka pada Zaman
Perunggu,
gipsum digunakan sebagai bahan bangunan.
- Sebagai
pengental tofu karena memiliki kadar
kalsium yang tinggi, khususnya di Benua Asia (beberapa negara Asia Timur) diproses dengan cara
tradisonal.
- Sebagai
penambah kekerasan untuk bahan bangunan
- Untuk
bahan baku kapur tulis
- Sebagai
salah satu bahan pembuat portland semen
- Sebagai
indikator pada tanah dan air
- Sebagai agen medis pada
ramuan tradisional China yang disebut Shi Gao
B.
Spesifikasi Gypsum
1.
Klasifikasi Gypsum
Gipsum secara umum
mempunyai kelompok yang terdiri dari gipsum batuan, gipsit alabaster,
satin spar,
dan selenit.
Gipsum juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tempat terjadinya, yaitu endapan
danau garam, berasosiasi dengan belerang,
terbentuk sekitar fumarol vulkanik, efflorescence
pada tanah atau gua-gua kapur, tudung kubah
garam, penudung oksida besi
(gossan) pada endapan pirit
di daerah batu gamping.
Perkembangan desain
interior yang semakin pesat mendorong berkembangnya berbagai jenis material
untuk mendukung keindahan sebuah ruangan. Salah satunya adalah gypsum
yang memiliki banyak keunggulan. Banyaknya merk gypsum yang ada,
menuntut Anda untuk memilih gypsum berkualitas baik. Salah satunya
adalah Elephant Gypsum Board yang terbuat dari batuan gips alami yang
dilapisi kertas khusus pada permukaannya, serta diproduksi dengan teknologi
modern Eropa dan Amerika Serikat. Elephant Gypsum Board memiliki
beberapa tipe papan gypsum untuk plafon dan partisi dan bisa disesuaikan
dengan fungsinya.
A . Standar Type
Papan
gypsum yang umum digunakan pada berbagai jenis bangunan tanpa kebutuhan teknis
tertentu. Memiliki ketebalan 9mm, berat 19kg dan 12 mm, 25,3kg dengan
ukuran 1.200x2.400mm.
- Moisture Resistant Type
(Foto: Dok. Bintang
Home)
Diproses
dengan bahan tambahan silikon dan kertas khusus untuk meningkatkan ketahanan
terhadap kelembaban. Cocok untuk diaplikasikan di area kamar mandi dan teras
dengan ketebalan 10-12mm.
- Fire Resistant Type
Diproses
dengan bahan tambahan serat fiber dan kertas khusus untuk meningkatkan
ketahanan terhadap api. Memiliki ketebalan hingga 15mm dan mampu bertahan 0,5-2
jam baru terbakar.
(Foto: Dok. Bintang Home)
Terbuat
dari papan gypsum standar dengan permukaan depan diberi motif dan digunakan
pada plafon dengan sistem rangka ekspos. Terdiri
dari 2 motif, yaitu Pin Hole dan Nuvo Fissured.
Gipsum (CaSO4.2H2O) merupakan garam yang
pertama kali
mengendap akibat proses evaporasi air laut diikuti oleh anhidrit dan halit, ketika salinitas makin bertambah. Sebagai mineral evaporit, endapan gypsum berbentuk lapisan di antara batuan-batuan sedimen batugamping, serpih merah, batupasir, lempung, dan garam batu, serta sering pula berbentuk endapan lensa-lensa dalam satuan-satuan batuansedimen. Gipsum terbentuk dalam kondisi berbagai kemurnian dan ketebalan yang bervariasi. Gipsum mempunyai kelompok yang terdiri dari gypsum batuan, gipsitalabaster,
satin spar, dan selenit. Gipsum umumnya berwarna putih, namun terdapatvariasi
warna lain, seperti warna kuning, abu-abu, merah jingga, dan hitam, hal
initergantung mineral pengotor yang berasosiasi dengan gypsum. Gipsum umumnyamempunyai
sifat lunak, pejal, kekerasan 1,5 – 2 (skala mohs), berat jenis 2,31 –
2,35,kelarutan dalam air 1,8 gr/l pada 00C yang meningkat menjadi 2,1 gr/l pada
400C, tapimenurun lagi ketika suhu semakin tinggi ( Puslitbang Teknologi
Mineral dan Batubara,2005).Gypsum sering digunakan sebagai material pada plafon
rumah. Hal tersebuttentu saja tidak mengherankan. Selain murah, gypsum juga
lebih mudah dibentuk danterlihat lebih bersih dibandingkan material
lain. Sebab, dalam aplikasinya, gypsum tak akan
meninggalkan nat atau garis batas antar papan seperti pada
plafon berbahantriplek (plywood) meski gypsum dipasang pada bidang yang
lebar sekalipun. Meskipunrelatif lebih mudah dalam aplikasinya, meterial gypsum
sebagai bahan dasar plafonmemiliki kelemahan yakni tidak tahan terhadap
air dan bila terjadi rembesan air dariatap mengenai plafon, gypsum tersebut akan meninggalkan noda bercak pada permukaannya
(Neisha-Diva, 2007).Gypsum adalah suatu seni dekorasi untuk memberi nilai
artistik pada plafonsehingga rumah menjadi cantik. Gypsum dibuat dari bahan
dasar yang disebut casting
(bubuk lembut berwarna putih). Bahan itu mudah
diperoleh di toko bangunan. Gypsummempunyai berbagai macam bentuk dan motif
yang beraneka ragam sesuai dengankeinginan pemilik rumah, karena cetakan dapat
dibuat bermacam – macam sesuaidengan motif yang telah dirancang, misalnya
bentuk lurus dengan bermacam
motif, bentuk oval atau melingkar dengan berbagai
motif pula (Melati Indri Hapsari, SKM,dkk. 2003).
1.
Proses pembuatan Batu Kapur (gamping) untuk bahan baku industri
Kapur
merupakan salah satu bahan bangunan yang tidak asing lagi bagi kita, namun
tidak banyak yang mengetahui asal kapur terbentuk, jenis kapur apa yan g baik
untuk bahan bangunan dan bagaimana proses pembuatan kapur untuk bahan bangunan.
TERBENTUKNYA
BATU KAPUR/GAMPING
Batu
gamping dapat dibedakan menjadi dua yaitu batu gamping non klastik dan batu
gamping klastik. Batu gamping non klastik merupakan koloni binatang laut
terutama terumbu dan koral yang merupakan anggota coelenterate sehingga
di lapangan tidak menunjukkan perlapisan yang baik dan belum banyak mengalami
pengotoran mineral lain. Sedangkan batu gamping klastik merupakan hasil
rombakan jenis batu gamping non klastik. (Sukandarumidi 2004, dalam Koordijanto
2009)
Batu
gamping yang komponennya berasal dari fasies terumbu oleh fragmentasi mekanik,
kemudian mengalami transportasi dan diendapkan kembali sebagai partikel padat
diklasifikasikan dalam batu gamping allochton rudstone
Batu
gamping (limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimen terdiri dari
mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalah
organisme laut. Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan
terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze
PROSES
PEMBUATAN KAPUR UNTUK BAHAN BANGUNAN
1.
Penambangan
Gambar
1. Penambangan Batu Gamping untuk Bahan Baku Industri Kapur Bahan Bangunan
Batu
gamping untuk bahan baku umumnya dipecah dengan ukuran tidak
terlalu besar, supaya mempermudah proses pembakaran selanjutnya.
2.
Pembakaran
Usaha
pembakaran batu gamping hampir seluruhnya dikerjakan oleh pengrajin tobong
kapur tradisional dikawasan dekat sumber kapur mentah dan umumnya dekat dengan
kawasan hutan, Industri pembakaran kapur termasuk industri yang padat energi
karena 60‐65%
biaya produksinya merupakan biaya energi. Memecah batu gamping dengan ukuran
lebih kecil artinya memperluas permukaan batu gamping sehingga panas akan lebi
cepat tersebar dan batu gamping menjadi matang (istilah pada industri pembuatan
kapur)
Gambar
2. Tampak Atas Tobong Pembakaran Batu Gamping
Gambar
3. Tampak Samping Tobong Pembakaran Batu Gamping
Bentuk
tobong pembakaran batu gamping menjadi kapur bahan bangunan sangat beragam pada
tiap daerah. Di Kabupaten Blora, pada Desa Ngampel, bentuk tobong merupakan
galian tanah dengan bentuk lingkaran kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam
galian tersebut, dan dibakar dengan menggunaka bahan bakar dari kayu.
Gambar
4. Tobong Pembakaran Batu Gamping
3.
Pendinginan
Batu
gamping yang telah “matang” disiram dengan air. Batu gamping yang semula keras
menjadi bubuk kapur. Pada industri pembuatan kapur, produsen melayani bentuk
batu kapur yang berupa bubuk (yang sudah disiram) ada juga yang masih berbentuk
bongkahan (sudah dibakar).
Gambar
5. Proses Pendinginan
Gambar
6. Timbunan Kapur setelah Proses Pendinginan.
—
MENGENAL
JENIS-JENIS KAPUR SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
Kapur
tohor adalah
hasil pembakaran batu kapur alam yang komposisinya sebagian besar merupakan
kalsium karbonat (CaCO3) pada temperature diatas 900 derajat Celsius terjadi
proses calsinasi dengan pelepasan gas CO2 hingga tersisa padatan CaO atau bisa
juga disebut quick lime
CaCO3
(batu kapur) —> CaO (kapur tohor) + CO2
—
—Kapur
padam adalah hasil pemadaman kapur tohor dengan air dan membentuk
hidrat
CaO +
Air ( H2O ) —–> Ca (OH)2(kapur padam) + panas
—
—Kapur
udara adalah.kapur padam yang diaduk dengan air setelah beberapa
waktu campuran tersebut dapat mengeras di udara karena pengikatan karbon
dioksida
Ca (OH)2
+CO2 ——-> Ca CO3 + H2O
—
—Kapur
hidrolis adalah kapur padam yang diaduk dengan air setelah beberapa
waktu campuran dapat mengeras baik didalam air maupun didalam udara
SIFAT-SIFAT
KAPUR
- —Plastis,
- —Dapat mengeras dengan cepat
sehingga memberi kekuatan pengikat
- —Mudah dikerjakan tanpa
melalui proses pabrik
- —Menghasilkan rekatan yang
bagus untuk mortar/plesteran.
FUNGSI
KAPUR :
- Perekat ( industri semen,
bahan mortar, plesteran, dll )
- Untuk hidrolisasi ( industri
sabun, dll )
- Bahan absorbsi ( bahan
pemutih, dll )
- Pelarut / solvent (ind. Cat
casein, dll )
- Bahan dihidrasi (pengering
udara, dll)
- Flokulan (ind, gula dll)
- Fluk (pembuatan keramik,
dll)
- Pelumas (pembuat kawat, dll)
- Bahan koustik (ind. pulp
sulfat, dll) .
- Untuk netralisasi (pemurnian
air, dll)
- Stabilisasi TanahAda
beberapa hal yang patut kita waspadai, kapur berupa bubuk yang sudah
dikemas, terkadang oleh oknum produsen kapur dicampur dengan bahan pemutih
atau bahan tertentu sehingga kualitasnya kurang baik. Untuk mendapatkan
bahan kapur sebagai bahan bangunan yang baik, sebaiknya belilah kapur
tohor, yaitu kapur hasil pembakaran yang masih berupa bongkahan, belum
disiram air. Pada saat akan kita gunakan, sediakanlah tempat untuk menuang
kapur tohor tersebut, kemudian siramlah dengan air. Jika terjadi
letupan-letutan kecil atau terjadi rekahan akibat panas dan
bongkahantersebut luluh menjadi bubuk maka kapur tohor tesebut berkaulias
bagus. Sebaiknya, aduk, dan biarkan terlebih dahulu kurang lebih 1 minggu
supaya dingin dan siap dijadikan bahan bangunan.
1.
Manfaat
Batu Kapur
Adapun
pemanfaatan dari kapur diantaranya adalah :
1.
Bahan bangunan
Bahan bangunan yang dimaksud adalah
kapur yang dipergunakan untuk plester,adukan pasangan bata, pembuatan semen
tras ataupun semen merah.
2.
Bahan penstabilan jalan raya
Pemaklaian kapur dalam bidang pemantapan
fondasi jalan raya termasuk rawa yang dilaluinya.Kapur ini berfungsi untuk
mengurangi plastisitas, mengurangi penyusutan dan pemuaian fondasi jalan raya.
3.
Sebagai pembasmi hama
Sebagai warangan timbal (PbAsO3)
dan warangan kalsium (CaAsO3) atau sebagai serbuk belerang untuk
disemprotkan.
4.
Bahan pupuk dan insektisida dalam
pertanian
Apabila ditaburkan untuk menetralkan
tanah asam yang relatife tidak banyak air, sebagai pupuk untuk menambah unsur
kalsium yang berkurang akibat panen, erosi serta untuk menggemburkan
tanah.Kapur ini juga dipergunakan sebagai disinfektan pada kandang unggas, dalam pembuatan kompos
dan sebagainya.
5.
Penjernihan air
Dalam penjernihan pelunakan air untuk
industri , kapur dipergunakan bersama-sama dengan soda abu dalam proses yang
dinamakan dengan proses kapur soda.
2.6Kelebihan
dan kelemahan proses pembuatan batu kapur :
1.
Tungku Batch
Kelebihan
:
-
Biaya produksinya paling murah di banding proses saft kiln dan rotari kiln.
Kelemahan - Kualitas hasil produksi
kapur tohor paling rendah di banding dengan proses saft kiln dan rotari kiln.
-
Kapasitas kapur gamping yang di muat paling sedikit dibanding yang lain
60 ton.
2. Tungku Vertikal (saft Kiln)
Kelebihan :
-hasil produksi lebih baik dari tungku batch.
-lebih hemat bahan bakar.
1.
Rotary Kiln
Kelebihan :
-Kapasitas
paling tinggi.
- Dapat
menghasikan gampingdengan kualias yang seragam
Kelemahan
-
Memerlukan biaya yang besar.
Di
bawah adalah data tentang kapasitas produksi kapur di Indonesia :
Kapasitas
produksi kapur dan jumlah limbah per bulan No.
|
Nama Pabrik Kapur
|
Jml Kapur (ton)
|
Persts. limbah (%)
|
Jml Limbah (ton)
|
1.
|
Sinar Baru
|
140
|
5
|
7
|
2.
|
Bina Raksa
|
220
|
4.5
|
10
|
3.
|
Subur
|
200
|
5
|
10
|
4.
|
Putra Jaya
|
150
|
3.3
|
5
|
5.
|
Gunung Kawi
|
320
|
4.4
|
14
|
6.
|
Karya Mekar
|
310
|
3.9
|
12
|
7.
|
Okubawa Sakti
|
96
|
6.25
|
6
|
Jumlah
|
7
|
1436 ton
|
4.62 %
|
64 ton
|
A. Alat Pembuatan Gypsum
Dalam pembuatan gypsum
ini ada beberapa alat yang harus dipersiapkan, antara lain :
- Timbangan. Timbangan digunakan untuk mengukur jumlah casting yang
akan digunakan
untuk mencetak gypsum.
- Gelas Ukur. Gelas ukur
digunakan untuk
menakar air yang akan digunakan untuk mencetak
gypsum.
- Cetakan. Cetakan gypsum bermacam - macam ada yang bentuknya oval
dengan berbagai macam ornamen, bulat/lingkaran, dan “profil”. Cetakan bisa
dibeli atau dibuat sendiri. Yang perlu diperhatikan pada saat membeli
cetakan adalah bentuk ornamen dan kehalusan ornamen karena akan
mempengaruhi hasil cetakan gypsum. Selain itu, juga harus dipilih yang
kuat dan tidak rapuh. Cetakan gypsum ini bisa diperoleh di toko – toko
bahan bangunan yang menyediakan cetakan tersebut.
- Sarung tangan karet. Sarung tangan karet berfungsi
untuk melindungi tangan pada saat mengaduk bahan pembuatan gypsum. Sarung
tangan karet ini mudah diperoleh di toko-toko bahan bangunan dengan harga
yang murah.
- Sekop. Sekop dalam pembuatan gypsum
digunakan sebagai alat pengaduk pada saat pencampuran antara casting
dengan air, supaya hasilnya merata.
B. Bahan Pembuatan Gypsum
Dalam pembuatan gypsum ini ada
beberapa bahan yang harus dipersiapkan, yaitu :
1.
Casting. Casting merupakan bahan
utama dalam pembuatan gypsum
yang mempunyai bentuk seperti bubuk lembut dengan warna putih. Casting yang baik adalah casting dengan bentuk bubuk yang semakin lembut dan dengan warna yang semakin putih. Untuk mendapatkan casting dapat diperoleh di
toko-toko tertentu yang menyediakan
bahan tersebut seperti toko bangunan
dengan merk yangbervariasi seperti:
~ Jaya Board
~ Elephant Board
~ SGP Casting
~ Judal Board
2.
Roving. Roving
dalam pembuatan gypsum digunakan sebagai bahan penguat pada waktu pencetakan.
Roving bentuknya seperti serabut yang sudah tertata rapi, sehingga nantinya
jika ingin digunakan tinggal memotongnya sesuai ukuran dengan yang diinginkan.
3. Air.
Air digunakan sebagai bahan untuk
mencampur casting. Air yang digunakan bisa air sumur, air PAM, air artetis,
yang tidak mengandung garam. Karena air yang mengandung kadar garam yang tinggi
menyebabkan gypsum tidak tahan lama atau mudah pecah.
4. Minyak.
Minyak yang digunakan dalam pembuatan gypsum
bisa dibuat dengan menggunakan bahan lemak dari binatang lembu atau kerbau yang
dipanaskan atau dimasak sekitar 5
menit sampai lemak itu mencair kemudian campurkan dengan solar dengan
perbandingan 2 : 1, kemudian
dimasak lagi sekitar 5
menit sambil diaduk agar kedua
cairan itu menyatu sehingga menjadi sebuah
minyak yang sudah siap di gunakan.Dengan penggunaan minyak yang dibuat dari bahan lemak sapi akan
menghasilkan gypsum yang sesuai dengan keinginan yaitu tetap akan berwarna putih dan bersih tidak bercampur dengan warna minyak.
5. Tali.
Tali nantinya digunakan sebagai pengait gypsum untuk digantungkan
setelah dilepas dari cetakan, untuk itu tali yang dipilih harus kuat, bisa tali
rafia atau sejenisnya.
.
BAB III
. PROSES PEMBUTAN
Pembuatan gypsum melalui beberapa proses kegiatan. Proses
kegiatan itu harus dilaksanakan secara runtut dan benar agar menghasilkan
gypsum yang sesuai dengan keinginan dan mempunyai kualitas yang bagus. Tahap –
tahap proses pembuatan gypsum yaitu:
1. Tahap
I (Pengadukan bahan gypsum)
Proses awal pembuatan gypsum diawali dengan
pengadukan bahan gypsum. Adapun bahan yang dipakai dalam proses pengadukan
adalah:
o
casting
o
air
Sedangkan alat yang persiapkan adalah:
o
Timbangan, yang digunakan untuk menakar ukuran jumlah casting yang
akan diaduk sehingga disesuaikan dengan bentuk gypsum yang akan dibuat.
o Gelas ukur, yang
digunakan untuk menakar air.
o
Ember atau tempat lain yang mirip bentuknya yang bisa digunakan
untuk tempat mengaduk.
o
Sekop, yang digunakan untuk mengaduk atau alat alternatif lain
yang mirip sekop yang bisa dibuat dari bahan kayu atau sejenisnya, yang
nantinya bisa digunakan untuk mengaduk dengan merata.
Proses tahap 1:
Pertama kita
mempersiapkan sebuah cetakan yang akan dipakai membuat gypsum dalam
keadaan bersih dan kering, mulailah
diolesi minyak yang telah dibuat agar gypsum tidak melekat dan mudah dilepaskan
dari cetakan.
Mula-mula dipersiapkan
dulu bahannya yaitu dengan menimbang
casting dan menakar air yang akan dipergunakan sesuai dengan bentuk ukuran
gypsum, dengan perbandingan 1 : 2, artinya jika kita menggunakan casting 2 Kg
maka untuk airnya 1 liter.
Masukkan casting yang sudah ditakar
ke dalam ember, setelah itu baru diberikan air. Tunggu 5 menit, supaya
kekentalan air merata. Setelah 5 menit baru kita aduk dengan menggunakan sekop
sampai benar – benar rata.
Gambar 1. Proses pembuatan gypsum
tahap I
2.Tahap II (Penuangan bahan gypsum ke
dalam cetakan)
Setelah bahan pada proses pertama
selesai dikerjakan maka tahap kedua adalah menuangkan adonan tersebut ke dalam
cetakan. Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah cetakan gypsum yang akan
dibuat dan adonan casting yang telah dicampur dengan air yang sudah dikerjakan
pada tahap pertama.
Cara penuangannya adalah persiapkan
dulu cetakan pada tempat yang datar supaya nantinya adonan yang dituangkan
betul – betul merata. Kemudian tuangkan adonan ke dalam cetakan secara pelan –
pelan hingga merata dengan ketinggian kurang lebih 1 cm dari tepi cetakan, jadi
tidak semua adonan tadi kita tuangkan ke dalam cetakan.
Gambar 2. Proses
pembuatan gypsum tahap II
3.Tahap III (Pemasangan Roving)
Dalam tahap pemasangan roving ini
alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah sisa adonan sebelumnya. Roving
yang sudah dipotong kira-kira 25 cm yang jumlahnya disesuaikan dengan ukuran
cetakan dan tali ( bisa tali ravia atau sejenisnya) yang kuat karena nantinya
digunakan untuk menggantung hasil cetakan. Roving juga harus disesuaikan dengan
rakel yang berfungsi untuk meratakan.
Dalam tahap pemasangan roving ini,
pertama kita ambil roving yang sudah dipotong sesuai dengan ukuran kemudian
kita letakkan roving tersebut ke dalam cetakan yang sudah dilakukan pada tahap
2 dengan cara menebarkan roving ke dalam cetakan yang sudah diisi adonan tadi
secara merata.
Setelah roving kita tebarkan secara
merata, selanjutnya ialah merapikan tepi cetakan dari roving yang mungkin
menjuntai keluar dengan menggunakan “rakel”. Tetapi untuk salah satu ujung
sisi, kita sisakan roving tadi untuk mengaitkan tali penggantungnya. Jadi tidak
semua tepi cetakan kita rapikan dari roving.
Adapun cara mengaitkan tali ialah
letakkan tali secara melintang ke dalam sisa roving, kemudian sisa roving kita
gulung sekali ke arah dalam cetakan sehingga membuat tali tadi menjadi
melingkar.
Setelah itu tuangkan sisa adonan
tadi ke dalam cetakan gypsum sampai penuh. Langkah selanjutnya ialah
mengeringkannya sampai kurang lebih 30 menit.
Gambar 3. Proses pembuatan gypsum tahap III
4.Tahap IV (Pelepasan gypsum dari
cetakan)
Setelah kurang lebih 30
menit, gypsum sudah kering dan siap untuk dilepas dari cetakan. Ada dua cara
melepaskan gypsum dari cetakan sesuai dengan model
cetakan yaitu:
a. Cetakan model lurus
Untuk cetakan model lurus pelepasan dimulai dari salah satu ujung
dengan membukanya secara perlahan-lahan, kemudian kita gerakkan telapak tangan
kita hingga ujung yang satunya lagi, sampai semua gypsum terlepas.
b. Cetakan oval/melingkar
Yaitu dengan cara diketukkan pelan – pelan dan hati – hati, secara
menyeluruh ke semua bagian cetakan sampai gypsum terlepas. Setelah gypsum
terlepas gantungkan untuk menambah kekeringannya.
Gambar
4. Cara melepas gybsum model lurus Gambar 5. Cara melepas gypsum bentuk
oval
1.
Teknologi Pemasangan Gypsum
Teknik pemasangan gypsum sendiri dibagi
menjadi 2 cara, yaitu:
ü Menggunakan rangka
kayu diserut
Rangka kayu
harus diserut, agar rata saat pemasangannya. Gunakan kayu dengan kualitas yang
baik, sebagai rangka gypsum kita tidak boleh sembarangan dalam memilih jenis
kayu. Hal tersebut karena fungsi rangka ini untuk menopang gypsum
nanti. Keuntungan rangka kayu adalah bisa diinjak diatasnya saat orang
hendak membenarkan instalasi listrik
Besi Hollow sangat baik digunakan untuk
pemasangan rangka besi plafon dan dinding partisi rumah, gedung,dll. Kelebihan
besi hollow yaitu lebih cepat pemasangannya, lebih kuat, lebih murah, tidak
perlu di cat lagi, tahan karat, anti rayap, dan bebas perawatan.
Kelebihan Gypsum sendiri ada 2, yaitu:
1. Hasilnya yang rata dan tampak seperti tidak
ada sambungan. Hal tersebut sulit diperoleh jika kita menggunakan bahan plafond
triplex atau GRC. Sambungannya akan terlihat saat sudah berumur kira-kira 6
bulan ke atas. Memang di awal nampak rata, namun bahan triplex dan GRC sulit
untuk disambung.
2. Jika ada kerusakan cukup bagian tertentu saja
yang diperbaiki, tidak perlu semuanya. Karena gypsum menggunakan sistem dempul
yang mirip dengan body mobil. Jadi kita dapat mudah menangani kerusakan.
Kelemahan gypsum yaitu:
1. Rentan terhadap air dan suhu yang lembab
2. Mudah bernoda
3. Akan hancur jika terkena air
Oleh karena itu sebaiknya gypsum benar-benar
dijauhkan dari pengaruh air yang dapat merusaknya.
Tahap pemasangan gypsum, yaitu sebagai berikut.
§ Langkah 1
Pada langkah
pertama , kita memasang rangkanya terlebih dahulu, disini kita bisa menggunakan
rangka kayu maupun besi hollow. Sesuai dengan gambar diatas, rangka dipasang
dengan arah vertikal dan horizontal.
Langkah 2
Langkah kedua yaitu membuat “cakotan” pada
rangka besi tersebut. Hal tersebut di lakukan untuk menopang gypsum dan
memperkecil bentang pada besi hollow.
§ Langkah 3
Pada langkah
ini, gypsum sudah bisa dipasang
Langkah 4
Menutupi sambungan gypsum dengan semen putih
dan biasanya ditambahkan isolasi tertentu.
§ Langkah 5
Langkah ini terdiri dari 2 bagian yaitu
pemasangan List Gypsum dan juga finishing yang berupa pengecatan gypsum.
1. Perkembangan Gypsum
Plafon gypsum merupakan bagian atap rumah yang berfungsi untuk mengurangi dampak
panas, selain itu berperan dalam menutupi bagian kasar dari atap rumah. Seiring
dengan perkembangan jaman dan majunya dunia properti khususnya perkembangan
arsitektur, desain plafon gypsum juga telah
mengalami berbagai perubahan atau lebih tepatnya tidak hanya sebagai pelapis
rangka atap rumah tetapi plafon gypsum telah
menjadi bagian dari desain interior rumah.
Untuk menselaraskan plafon dengan desain rumah para desainer/arsitek
tidak lagi terpaku dengan bahan-bahan seperti kayu atau triplex namun bisa
bermacam-macam, salah satunya menggunakan gypsum. Penggunaan plafon gypsum
telah menambah varian bahan/struktur atap, tidak itu saja
penggunaan plafon gypsum juga meiliki beberapa keuntungan
antara lain, atap yang menggunakan plafond gypsum dapat meminimkan/menyerap
suhu panas sehingga ruangan akan terasa lebih sejuk, plafon gypsum mudah di
desain sesuai dengan interior set yang di harapkan dan untuk perawatan plafon gypsum cukup mudah.
Dengan hadirnya plafon gypsum sebagai bagian
dari atap rumah maka menambah alternatif pilihan dari interior dan untuk
mempertegas tampilan plafond, pada pinggiran plafon gypsum di tambahkan dengan
list gypsum sehingga membuat batas antara dinding/tembok dengan plafon menjadi
rapat dan ini akan membuat tampilan plafon gypsum menjadi lebih elegan.
Saat
ini sudah sangat beragam desain dan model plafon gypsum dari model plafon yang
klasik banyak di pakai di perumahan sampai model plafon gypsum yang minimalis
seperti pada perkantoran.
Penggunaan
plafon gypsum juga dapat memberikan kesan pada rumah anda dan untuk memberikan
kesan yang tepat /kesan yang mewah pada kepada tamu yang berkunjung
ke rumah Anda maka hendaklah anda memilih/menggunakan tenga ahli
pemasangan gypsum yang tepat.
A.
Gambar–
gambar Gypsum
Berikut foto sampel dari
beberapa gipsum tersebut :
BAB IV. KESIMPULAN
A
1. sering digunakan sebagai
material pada plafon rumah.
2. Gypsum dibuat dari bahan
dasar yang disebut casting (bubuk lembut berwarna putih).
3. Proses pembuatan gypsum
meliputi pengadukan bahan gypsum, penuangan bahan gypsum ke dalam cetakan,
pemasangan roving dan pelepasan gypsum dari cetakan.
B. Saran
1. Untuk perawatannya casting sebaiknya
ditaruh di tempat yang kering dan tidak lembab serta jangan sampai terkena air
sedikit pun dengan maksud agar casting tidak mudah mengeras atau membatu.
2. Air yang digunakan sebaiknya tidak
mengandung garam. Karena air yang mengandung kadar garam yang tinggi
menyebabkan gypsum tidak tahan lama atau mudah pecah.
BAB V . DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, Idri Melati, dkk. 2003. Gypsum Membuat Rumah jadi Mewah. Proyek Pemberdayaan UPT dan Tenaga
Kependidikan Luar Sekolah Jawa Tengah: Ungaran.
Neisha dan Diva. 2007. Lebih Mewah dengan Plafon Gypsum. http://gypsumzampiet.peperonity.de. Diakses pada tanggal 5
Maret 2009.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2009.
http://waterforgeo.blogspot.com/2011/02/penambangan-batu-kapur.html
repository.upi.edu/operator/.../s_b025_034129_chapter1.pd. www.google.co.d
Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa....
BalasHapusKami menjual Batu kapur/ Kapur Aktif / Cao / CaOH2 / Kalsium Oxide / kalsium hidroxie /Limestone/ Quick Lime / Batu gamping / Kapur bakar / Kapur tohor/ Kapur sirih/Cao/ Kalsium Hidroksida/ Kalsium Karbonat / CaCo3 / Kapur pertanian / Kaptan / Kapur padam /Zeolite / Bentonite / Dolomite dll.
Tersedia mesh 80 s/d Mesh 800 dengan kemasan / packing karung / 25 kg , 50 kg , 500 kg , 1000 kg .
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Asep 081281774186
085793333234
Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu
Siap kirim ke seluruh kota di indonesia